- Back to Home »
- Alam , Manfaat , Motivasi »
- Memanfaatkan Taman untuk Belajar Fotografi
Sejak
tahun 2008 sudah mulai mengincar dunia fotografi. Tapi melihat
anak-anak yang masih balita, sementara suami sedang di Luar Negeri,
sepertinya tidak tega untuk menggelutinya lebih serius. Tapi rupanya
jalan untuk mempelajarinya mulai nampak di depan mata, ketika saya dan
suami akhirnya bisa berkumpul bersama kembali. Mulailah saya berani
belajar.
Namun, lagi-lagi ada kendala yaitu jarang keluar untuk sekedar hunting
‘model’. Selain masih tidak enak dengan anak-anak jika keluar rumah
hanya untuk hunting foto, still life atau food photography yang bisa
dipraktekkan di rumah ternyata bukan kategori fotografi yang saya
minati.
Beruntung ketia kami tinggal di Inggris, di depan rumah ada taman yang
sangat luas. Namanya Selly Park. Taman ini termasuk luas dan seperti
halnya taman-taman di Inggris, di taman ini disediakan tempat bermain
untuk anak-anak. Jadi, ibunya bisa mainan kamera, sementara anak-anak
bisa bebas bermain di taman.
Banyak obyek yang bisa dijadikan sasaran di taman ini. Tidak hanya itu, berbagai teknik fotografi juga bisa dijajal di sini.
Quote:Memotret Sunrise dan Sunset
Mulai dari bagaimana memotret sunrise di pagi hari. Untuk yang satu ini
seringkali saya terlambat mengejar matahari terbit. Maklum saja, masih
tidak enak harus hunting sunrise di pagi hari sementara anak-anak harus
pergi sekolah. Kalaupun libur, seringkali anak-anak masih malas diajak
keluar rumah. Sudah pasti alasannya karena masih dingin. Yah, akhirnya
didapatlah matahari yang sudah agak tinggi dengan langit yang sudah
mulai biru.
Hasil memotret sunrise menggunakan mode sunset yang sudah disediakan di
kamera. Exif: shutter speed 1/500s, Aperture f/11.0, ISO 100, FL 18.0mm
(Foto: Septin)
Tetapi lumayan, bisa praktik memotret sunrise. Awal latihan, saya
biasanya menggunakan menu Landscape yang disediakan otomatis di kamera.
Namun kadang hasil settingan otomatis di kamera tidak cukup memuaskan.
Misal jika ingin sinar mataharinya ada efek starburst, meggunakan menu
yang sudah ada di kamera kurang mantab atau bahkan seringkali malah
tidak didapat hasil. Untuk mengatasi ini caranya, saya lihat dulu Exif
dari mode sunset, kemudian saya pindah ke menu Manual dan kemudian
menyetting kamera seperti mode sunset tadi. Tetapi Aperture-nya lebih
kecil dari f/15. Sementara shutter speed bisa diotak-atik juga untuk
menghasilkan gambar yang optimal.
Sunrise dengan starburst-nya juga ada orang yang lari pagi. Exif:
shutter speed 1/100s, Aperture f/22.0, ISO 100, FL 34.0mm (Foto: Septin)
Sunset dengan matahari yang ada efek starburst. Exif: Shutter speed
1/40s, Aperture f/20.0, ISO 125, dan FL 21.0mm (Foto: Septin)
Quote:Memotret Landscape
Di taman ini juga bisa dimanfaatkan untuk belajar memotret Landscape.
Namun, ada banyak tantangan ketika akan memotret Landscape di taman ini.
Ketika musim panas, banyak sekali pengunjung untuk sekedar berjemur
yang kadang membuat hasil kurang memuaskan karena terlalu banyak
pernak-pernik orang berlalu lalang. Tantangan yeng berbeda terjadi
ketika musim dingin, pengunjung sedikit tapi seringnya langit tidak
mendukung. Memotret dengan langit kelabu atau putih mungkin tidak
terlalu menarik kecuali ada Ray of Light (ROL) dari sela-sela awan
tebal. Selain itu, yang pasti tangan kedinginan karena jika menggunakan
kaos tangan, tangan kurang gesit.
Salah satu sudut Selly Park. Exif: 500s, f/5.3, 100, 48.mm (Foto: Septin)
Salah satu sudut Selly Park ketika tertutup salju (Foto: Septin)
Quote:Belajar teknik panning
Karena pandangan bisa leluasa, taman ini juga cocok untuk mempraktekkan
teknik panning. Dalam fotografi, teknik ini digunakan untuk memberi
kesan bahwa benda yang akan kita bidik sedang bergerak. Biasanya yang
jadi model adalah mobil, sepeda atau orang yang sedang berjalan. Untuk
mempraktekkan teknik ini memang lebih baik di lapangan yang luas,
sehingga bisa diperkirakan datangnya obyek yang akan dibidik. Obyek yang
akan dibidik diikuti geraknya, sehingga background yang akan nampak
bergerak dan obyek yang jelas terekan di gambar. Jika tidak, malah akan
mendapatkan gambar obyek yang bergerak, sementara background akan nampak
jelas.
Mobil yang melaju kencang di dekat taman. Exif: shutter speed 1/50s, Aperture f/20.0, ISO 1250, dan FL 26.0mm (Foto: Septin)
Supaya memberi kesan bergerak, dalam teknik panning ini menggunakan
shutter speed rendah. Ada yang bilang, di bawah 1/60s. Lebih dari itu,
mobil akan nampak diam di tengah jalan yang ini bisa ditandai dari roda
yang nampak jelas dengan background yang juga nampak jelas, tidak
terkesan bergerak. Misalnya gambar helikopter di bawah ini. Karena
menggunakan shutter speed tinggi, yaitu 1/800, baling-baling terlihat
diam.
Helikopter yang melintas di atas Selly Park. Exif: Shutter speed 1/800s, Aperture f/18.0, ISO 1250 dan FL 102.0mm (Foto: Septin)
Quote:Memotret Binatang
Di taman ini pada musim tertentu banyak didatangi burung camar selain
burung dara dan burung gagak. Tentu saja, burung-burung tersebut ini
bisa menjadi model yang cantik. Terutama burung camar yang warnanya
putih dan besar.
Memotret burung bisa menggunakan teknik panning dimana kita mengikuti
obyek sasaran supaya obyek nampak jelas. Memotret mobil, pesawat dan
burung ternyata tidak sama. Mobil dan pesawat masih bisa diperkirakan
arah melajunya. Sementara burung, bisa belak-belok semau mereka. Maklum
sudah mahir terbang, jadi mau belok kapanpun, bisa saja.
Burung camar terbang rendah di Selly Park. Exif: Shutter speed 1/640s, Aperture f/5.6s, ISO 100, dan FL 300.0mm (Foto: Septin)
Burung camar terbang di langit di atas Selly Park. Exif: Shutter speed
1/640s, Aperture f/5.6s, ISO 100, dan FL 300.0mm (Foto: Septin)
Untuk memotret burung, menggunakan bisa shutter speed tinggi supaya
gambar burung bisa nampak jelas. Kalau menggunakan shutter speed rendah,
bisa jadi gambar burung akan tidak jernih. Namun jika ingin memberi
kesan burung sedang meluncur cepat dan background terlihat bergerak,
bisa menggunakan teknik panning yang menggunakan shutter speed tidak
terlalu tinggi. Untuk ini tidak mudah mendapatkan gambar burung yang
jelas. Butuh latihan berkali-kali untuk mendapatkannya.
Sport Photography
Ketka sore hari, banyak orang beraktifitas di Selly Park. Ada yang hanya
sekedar jalan-jalan, anak-anak bermain di playground, dan olahraga.
Ketika banyak orang sedang olah raga, bisa dipraktekkan sport
photography.
Anak-anak bermain bola di Selly Park. Exif: Shutter speed 1/2000s, Aperture f/11.0, ISO 1600 dan FL 200.0mm (Foto: Septin)
Memotret kategori ini bisa langsung menggunakan mode sport. Tapi
jika tidak puas dengan mode ini, yang harus menjadi catatan adalah untuk
memotret kategori sport menggunakan shutter speed tinggi supaya gerakan
obyek bisa tertangkap dengan jelas. Sama halnya dengan memotret burung
Belajar reflection
Belajar reflection di taman? Bisa saja. Cukup dengan menggunakan
kacamata yang bisa memantulkan gambar atau memanfaatkan apa saja di
sekitar. Anak bisa dijadikan model. Pemandangan di sekitar taman bisa
dijadikan obyek reflection yang menarik. Untuk memotret reflection,
tentu saja fokusnya adalah ke yang bisa memantulkan obyek yang akan
dibidik.
Reflection dari kacamata. Exif: shutter speed 1/50s, Aperture f/11.0, ISO 250, dan FL 44.0mm (Foto: Septin)