- Back to Home »
- Agama , Alam , Arkeologi , Dunia »
- 5 Senjata Tradisional di Nusantara
Posted by : Kamikaze Prime ™
Minggu, 30 September 2012
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, maka lebih dikenal dengan sebutan Nusantara karena banyaknya pulau yang dimiliki. Keberagaman serta kemajemukan penduduk setiap pulau pun merupakan khazanah budaya yang tak ternilai harganya, demikian pula dengan hasrat seni yang mengalir di tiap-tiap manusia nusantara. Keberagaman itulah yang mejadikan sebuah perbedaan menjadi sebuah lukisan hidup yang indah, seperti terlukis dalam bentuk senjata tradisional yang dimiliki oleh masing-masing suku dan masyarakat di nusantara. Berikut uniknya.com merangkum 5 senjata tradisional di nusantara:
1. Kujang
Kujang adalah sebuah senjata unik dari
daerah Jawa Barat. Kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9,
terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20 sampai 25
cm dan beratnya sekitar 300 gram. Merupakan perkakas yang merefleksikan
ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan
dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Menjadi ciri khas,
baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun
cindera mata. Menurut Sanghyang siksakanda ng karesian pupuh XVII,
kujang adalah senjata kaum petani dan memiliki akar pada budaya
pertanian masyarakat Sunda.
2. Keris
Keris adalah senjata
tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya)
dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian
barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam
lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali
bilahnya berliku-liku, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene),
yaitu guratan-guratan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam
yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain
asli Nusantara adalah kerambit.
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai
senjata dalam duel/peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap
sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda
aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol
budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.
3. Sipet
Sumpit atau lebih dikenal di daerah
Kalimantan Tengah dengan sebutan sipet adalah salah satu
senjata yang sering digunakan oleh suku Dayak maupun oleh masyarakat
Melayu. Dari segi penggunaannya sumpit atau sipet ini memiliki
keunggulan tersendiri karena dapat digunakan sebagai senjata jarak jauh
dan tidak merusak alam karena bahan pembuatannya yang alami. Dan salah
satu kelebihan dari sumpit atau sipet ini memiliki akurasi tembak yang
dapat mencapai 218 yard atau sekitar 200 meter.
Dilihat dari bentuknya sumpit, sumpit memiliki bentuk yang bulat dan
memiliki panjang antara 1,5-2 meter, berdiameter sekitar 2-3 sentimeter.
Pada ujung sumpit ini diolah sasaran bidik seperti batok kecil seperti
wajik yang berukuran 3-5 sentimeter. Pada bagian tengah dari sumpit
dilubangi sebagai tempat masuknya damek (anak sumpit). Pada
bagian bagian atas sumpit lebih tepatnya pada bagian depan sasaran bidik
dipasang sebuah tombak atau sangkoh (dalam bahasa Dayak).
Sangkoh terbuat dari batu gunung yang lalu diikat dengan anyaman uei
(rotan).
4. Rencong
Rencong (Reuncong) adalah
senjata tradisional dari Aceh. Rencong selain simbol kebesaran para
bangsawan, merupakan lambang keberanian para pejuang dan rakyat Aceh di
masa perjuangan. Keberadaan rencong sebagai simbol keberanian dan
kepahlawanan masyarakat Aceh terlihat bahwa hampir setiap pejuang Aceh,
membekali dirinya dengan rencong sebagai alat pertahanan diri. Namun
sekarang, setelah tak lagi lazim digunakan sebagai alat pertahanan diri,
rencong berubah fungsi menjadi barang cinderamata yang dapat ditemukan
hampir di semua toko kerajinan khas Aceh.
Desain rencong berbentuk kalimat
bismillah, seorang pandai besi yang pertama kali membuat rencong,
selain pandai maqrifat besi juga memiliki ilmu kaligrafi yang tinggi.
Oleh karena itu , rencong tidak digunakan untuk hal-hal kecil yang tidak
penting, apalagi untuk berbuat keji, tetapi rencong hanya digunakan
untuk mempertahankan diri dari serangan musuh dan berperang dijalan
Allah.
5. Salapu/Sonri
Salapu adalah salah satu jenis senjata
yang di sakralkan di daerah Bugis-Makassar. “Salapu” atau di daerah
makassar dikenal dengan sebutan Sonri’ adalah salah satu perangkat
kerajaan yang istimewa. bentuknya merupakan gabungan 3 jenis senjata
yaitu, tappi’, badik dan tombak. beberapa sumber mengatakan bahwa
sebutan Salapu berasal dari huruf arab yaitu “Alif” (alepu dalam bahasa
bugis)yang mempunyai filosofi “tidak ada lawan”. sebagian juga
mengatakan bahwa Salapu berasal dari bahasa bugis “Salipuri” yang
artinya melindungi, filosofinya bahwa Salapu simbol kedaulatan,
kemakmuran, dan kewibawaan suatu kerajaan.
Konon di masa lampau seorang Raja tidak
akan meninggalkan kerajaannya kalau tidak membawa Salapu. Sebagai
perangkat kebesaran kerajaan, tentulah salapu bersifat sangat eklusif,
tidak sembarang orang boleh memilikinya bahkan para empu/panre disumpah
untuk tidak membuat Salapu sekalipun duplikatnya.Ada hukum yang berlaku
dimana bangsawan apalagi rakyat biasa tidak boleh meniru senjata-senjata
raja/kerajaan. Salah satu contoh dalam sejarah kerajaan Bone pernah
seorang panre/empu dibunuh ketika selesai membuat sebuah senjata, hal
ini untuk menjaga eklusifitas senjata tersebut. (**)
Sumber: Dari berbagai sumber, uniknya.com, November 2011