Indonesia terkenal dengan
keanekaragaman budaya, flora dan faunanya. Nah, pada makanan juga ada
beberapa masakan asli suatu daerah yang merupakan masakan khas daerah
tersebut gan, yang mungkin juga dirasa aneh dan asing didengar untuk
dimakan dari orang yang berasal dari daerah yang lain.
Bothok Tawon
Makanan ini merupakan bothok dengan bahan dasar sarang tawon atau lebah.
Rasanya ada yang pedas, manis dan asam segar. Bothok tawon masih bisa
ditemui di daerah pedesaan jawa timur.
Lawar Bali
Lawar adalah makanan tradisional khas Bali yang bahannya dari daging
babi, darah babi yang masih segar,parutan kelapa dan
bumbu-bumbunya.Proses pengolahannya pun sangat unik yaitu daging babi
yang diketek(potong2 halus) kemudian di campur dengan parutan kelapa dan
bumbu khas serta yang terakhir dituangi darah segar babi untuk memberi
warna merah yang membangkitkan rasa lapar. Lawar pada mulanya digunakan
untuk sajian pada upacara baik upacara adat maupun upacara keagamaan,
saat ini telah dijual sebagai hidangan baik di warung-warung, rumah
makan bahkan hotel-hotel berbintang di Bali
Rujak Cingur
Sudah terlihat jelas belum bentuknya ya, hidung apa tuh , bahan di atas
adalah bahan dari rujak cingur, makanan khas kota surabaya. Cingur
adalah sejenis *Forbidden* dari bagian hidung dan mulut sapi. Rujak
cingur sangat enak memakai sambal petis dengan kacang tanah.
Sup Ceker Ayam
Kalau ini bahan dasarnya, kaki ayam, alias ceker. Gizi dan protein dari
ceker ayam ini sangat tinggi.
Rempeyek Laron
Pernah tahu hewan yang terbang setelah hujan keluar, biasanya kita temui
dekat lampu depan rumah. Namanya laron, hasil metamorfosis perubahan
dari rayap kayu yang keluar setelah hujan. Oleh para penduduk, dijadikan
bahan rempeyek
Kelelawar Goreng Bumbu
Kelelawar goreng bumbu kecap sambal pedas, merupakan masakan khas dari
manado. Mungkin di daerah lain juga ada tapi dengan bahan kelelawar buah
atau codhot.
Ulat Sagu
Ulat sagu bisa ditemui pada pohon sagu yang sudah mati ada juga di pohon
kelapa yang telah mati. Sebenarnya ulat sagu merupakan perubahan
sebelum menjadi kumbang. Biasanya langsung dimakan mentah-mentah sebagai
jamu dan obat kuat, khas dari papua atau NTB.
Tokek goreng
Digunakan sebagai jamu untuk masalah penyakit kulit. Tokek bisa kita
temui hidup di rumah-rumah, ada juga yang ditangkarkan.
Tikus Panggang
Wah, ini tikus panggang namanya, asli dari manado punya. Ada yang sudah
coba gan?!?
Jus Cacing Tanah
Tidak dimakan mentah-mentah, cacing tanah dioleh dengan dikeringkan
kemudian dijadikan serbuk sehingga nantinya bisa dijadikan juice.
Merupakan resep turun temurun untuk obat dan anak yang sulit makan.
Protein dalam daging cacing sangat tinggi manfaatnya.
Keripik Teripang
Makanan dari hewan laut seperti lintah. Mengandung protein yang tinggi.
Kalau agan alergi sebaiknya dihindari.
Belalang Goreng
Walang goreng atau belalang goreng. Makanan ini bisa kita temui saat
musimnya, banyak dijajakan warga sekitar desa gunung kidul.
Sate Kere
Makanan ini bisa agan jumpai di daerah solo, jawa tengah. Jangan heran
kok namanya sate kere, satenya tidak ada yang dari daging, bahannya dari
tempe menjos, tempe biasa, dan *Forbidden*
Sate Biawak
Sate dari biawak dipercaya bisa berkhasiat untuk kejantanan para lelaki.
Kalau di jawa disebut nyambik, hidup di sekitar sungai atau danau.
Lemak biawak digunakan untuk minyak oles dan dagingnya untuk sate.
Sate Ular
Sate ular, pasti bisanya sudah dihilangkan, jadi tidak beracunlah.
Sate Kuda
Sate kuda, jantan seperti kuda. Patut dicoba kalau berani. Banyak
ditemui di daerah jawa dan sumbawa. Ada pula susu kuda lho
Sate dan rica-rica Landak
Binatang yang mempunyai banyak bulu berjarum ini dijadikan bahan sate
dan rica-rica. Dipercaya untuk obat sakit asma dan alergi kulit.
Sate Buaya
Bisa kita temui di daerah sumatra dan kalimantan. Buaya yang dibuat sate
adalah buaya dari tangkaran.
TENTU MASIH BANYAK LAGI MAKANAN "ANEH" DI NEGERI KITA TERCINTA INI
JADI SELAIN TAMPILANNYA YG EXTRIM ADA JUGA KHASIAT DAN MANFAATNYA HMMM
PATUT DICOBA JUGA........ Sumber : http://hanunadlan.blogspot.com/2012/03/beberapa-makanan-khas-indonesia-yang.html